Shutterstock
Ilustras
KOMPAS.com -
Semakin tua usia seseorang, semakin mungkin mereka mengalami gangguan
(disfungsi) ereksi. Kondisi tersebut tentu bisa membuat frustasi,
apalagi jika libido masih besar tapi kemampuan si organ vital tak bisa
diharapkan.Tak sedikit pula pria yang merasa penisnya loyo lantas
mengambil jalan pintas dengan minum obat kuat.
Meskipun pengobatan bisa meringankan gejala dari disfungsi ereksi,
namun tidak selamanya orang yang mengalaminya perlu obat. Menurut
konselor seks sekaligus dokter spesialis kejiwaan dr.Naek L Tobing,
penyebab difungsi ereksi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu fisik dan
psikologis.
"Bagi mereka yang disfungsi ereksinya disebabkan permasalahan fisik,
penggunaan obat-obatan memang perlu dilakukan. Sementara bagi yang
masalahnya psikologis, sebenarnya tidak perlu obat," paparnya saat
dihubungi Kompas Health, Selasa (6/5/2014).
Ssebelum memulai terapi obat-obatan disfungsi ereksi, perlu pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebabnya. Untuk pemeriksaan fisik, pasien perlu melakukan cek darah untuk mengetahui kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah.
Ssebelum memulai terapi obat-obatan disfungsi ereksi, perlu pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebabnya. Untuk pemeriksaan fisik, pasien perlu melakukan cek darah untuk mengetahui kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah.
Hal-hal tersebut bisa membantu dokter mendiagnosis penyakit dasar
yang dialami pasien yang mungkin menyebabkannya gagal ereksi. Tujuannya
adalah agar terapi yang diberikan tepat sasaran.
Permasalahan fisik, jelas dia, biasanya disebabkan oleh kurangnya
hormon seksual dan tidak lancarnya aliran darah ke penis. Jika seseorang
mengalami gangguan kolesterol, diabetes, penyakit jantung, atau tekanan
darah tinggi, maka kemungkinan disfungsi ereksi pun makin besar.
Sementara itu, masalah psikologis yang menyebabkan disfungsi ereksi
antara lain adanya masalah di dalam hubungan antara suami-istri.
Misalnya, ada konflik, tidak cinta lagi, bahkan ketegangan karena
melakukan kesalahan yang ditutup-tutupi.
"Solusi untuk pria yang mengalami disfungsi ereksi akibat
permasalahan psikologis tentu adalah terapi psikologis seperti
konseling," pungkas dokter yang mendapat gelar dari University of
Minnesota, Amerika Serikat, ini.
Baru-baru ini, studi dalam Journal of Sexual Medicine tersebut menemukan, ada banyak hal yang berpengaruh terhadap perbaikan kemampuan ereksi. Hal-hal tersebut antara lain mengurangi berat badan, makan lebih sehat, bergerak lebih aktif, mengurangi minum alkohol, dan tidur lebih baik.
Baru-baru ini, studi dalam Journal of Sexual Medicine tersebut menemukan, ada banyak hal yang berpengaruh terhadap perbaikan kemampuan ereksi. Hal-hal tersebut antara lain mengurangi berat badan, makan lebih sehat, bergerak lebih aktif, mengurangi minum alkohol, dan tidur lebih baik.
Editor :
Lusia Kus Anna
http://health.kompas.com/read/2014/05/09/1618186/.Mr.P.Loyo.Perlukah.Minum.Obat.Kuat.
@
0 komentar:
Posting Komentar - Kembali ke Konten