Miyabi Kalah Seksi dari Mpok Ati

”Sebal, menyebalkan, udah antri, capek-capek, eh, ngga tahunya, filmnya ecek-ecek , tidak sebanding dengan yang diomongkan orang. “

Lalu bla…,bla…,bla…, tidak tertahankan, tidak henti-hentinya. Yang intinya telah menyesal menonton sebuah film yang awalnya menjadi kontroversi yang ramai, antara yang kontra dengan pro. Ya, soal kebebasan. Apalagi kalau bukan film “Menculik Miyabi” yang dibintangi bintang porno asal negeri matahari terbit, Maria Ozawa.

Kalau sekedar mau berlucu-lucu, bikin film komedi, ngapain ngimpor bintang porno asal jepang, katanya lagi. Mulutny tetap bersungut-sungut, kaleng minuman ringan ditangannnya telah diinjaknya oleh kakinya. Ringsek, sek! Alangkah sadisnya, kata saya. Ia kian uring-uringan.

Dasar bedebah, katanya, sengaja menjebak kita-kita …. Yang otaknya senantiasa ” ngeres “, potong saya sambil terkekeh.  Makanya, kata saya, jangan gampang terprovokasi, jangan gampang terkecoh. Mana mungkinlah Maria Ozawa mau diplot sama sutradara kita untuk main film porno, semi porno. Mungkin Maria sih mau-mau saja, jika sutradara kita mau bikin film porno dengan pemerannya dia, paling yang harus dipastikan soal duit. Berani nggak bayar mahal. Punya hepeng ngga sutradara kita untuk bikin itu. Dan mau diedarkan kemana.

Ribet amat sih,  Maria Ozawa sebenarnya, hanya digunakan sekedar untuk iklan atau promosi film atau mendongkrak film tersebut agar laku dan menjadi box office. Kan kata produsernya, nggak tanggung-tanggung targetnya itu hendak mengalahkan film laris “Ayat-ayat Cinta.”  Ya, ditargetkan yang nonton film Menculik Miyabi sekitar 3 juta . Apa bukan target yang hebat ?

Hebat sih, katanya , masih sedikit kesal. Tapi lihat aktingnya, mendingan nonton mpok Ati ,atau Nunung Srimulat, udah jelas jaminan mutu. Tidak bakal menyesal, dijamin ketawa hahahihi……. Benar-benar dikadalin saya, kepalanya geleng-geleng.

Sebenarnya bukan soal dikadalin, tapi otak kamu yang sudah ngeres, di dalam kepalamu ketika berangkat ke bioskop sudah dijejali dengan bayangan-bayangan yang nggak-nggak, yang porno-porno. Apalagi jika kamu sudah warming up atawa pemanasan dengan lihat-lihat situs Maria Ozawa di internet. Ya…, nggak bakal nyambung. Ya, nggak bakal koneks.

Sutradara dan produser Menculik Miyabi, hanya gesit melihat peluang, lalu dimuntahkan dalam pembuatan film yang menyeret-nyeret nama Maria Ozawa. Ini artinya, kamu-kamu ini, dijebak, dikibuli, tapi ya harus nrimo, ya harus ikhlas. Itulah resikonya kalau  suka kelayapan ke dunia hot-hot, jadinya otak panas selalu.

Ia mengangguk-ngangguk, menepuk-nepuk pundak temannya, tertawa kecil, temannya tersenyum . Saya tidak tahu, apakah mereka paham dengan apa yang saya omongkan, sejujurnya, saya tidak terlalu faham dengan apa yang saya omongkan. Itu sebabnya saya tuliskan, agar pada satu waktu, bisa membacanya, lalu….siapa tahu saya malah makin bingung. Tentu , bukan itu yang diharap.

Bagi saya, dengan hadirnya film Menculik Miyabi, yang dibintangi atau digembar-gemborkan dibintangi bintangn porno asal jepang, Maria Ozawa, lalu dengan target penonton yang hendak melampaui film laris “Ayat-ayat Cinta”.

Itu menunjukkan, apalalagi kalau ya, target itu bisa dicapai, masyarakat kita senang dan menyukai yang porno-porno. Maka jangan heran jika film yang menjurus porno, walau disuguhkan dengan bumbu horor. Dibikin, dibikin, dan dibikin terus…

Itu kan berarti ada yang menontonnya, ada yang senantiasa menyukainya.

Tapi bagi saya, kata teman saya, memotong kalimat saya, sungguh tidak sopan, tapi biarlah, karena telah membiarkan saya berbicara panjang-panjang seolah saya seorang cerdik pandai di depan Clivia, yang diam-diam saya taksir.

Jika hendak membuat film komedi sebaiknya ngajak mpo ati atau nunung srimulat, nggak perlu ngimpor bintang ponro segala. nggak mutu, kata teman saya, yang punya nama sohor “lalaki lalanang jagad”.

Saya tertawa, sementara  hari menjelang malam, sore telah renta.

YUk cabut, mending kita lihat cd orisinalnya, katanya sambil berdiri, mengajak teman-temannya pergi. Saya tertawa, Clivia dan Tina terlonggong, bengong tak ketulungan itu namanya.

Begitulah, ihwal dan kisah pun berlanjut seperti biasa, kita memang kerapkali pandai berkomentar tentang moral dan tuntunan agama, padahal dalam hati, penasaran pengen lihat yang porno-porno. Betul tidak ?

Kalau betul ?  Ya, siap - siap saja cari cara untuk “ngeles”.

Kalaun tidak . Ah, masa ?

Sumber
http://hiburan.kompasiana.com/film/2010/05/17/miyabi-kalah-seksi-dari-mpok-ati-143035.html



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Miyabi Kalah Seksi dari Mpok Ati