Isi Surat Nazaruddin untuk Pak SBY

JAKARTA, KOMPAS.com - Tersangka kasus dugaan suap pembangunan wisma atlet SEA Games, Mohamad Nazaruddin, mengirim surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ia meminta agar agar Presiden menjamin ketenangan batin anak dan isterinya.

Surat yang ditandatangani Nazaruddin itu dikirimkan hari ini, Kamis (18/8/2011), melalui tim kuasa hukumnya yang dipimpin OC Kaligis.

Sebelumnya, usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, Nazaruddin sempat berbicara singkat kepada wartawan. Intinya sama, ia meminta kepada Presiden Yudhoyono untuk tidak mengganggu anak dan isterinya.

"Saya minta sama Pak SBY, jangan ganggu anak istri saya. Saya enggak akan ngomong apa-apa, saya lupa semuanya, saya enggak tau apa-apa," tutur Nazaruddin.

Berikut isi surat Nazaruddin untuk Yudhoyono yang diperlihatkan tim kuasa hukumnya kepada pewarta di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi Jakarta, Kamis, seusai pemeriksaan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu :

Jakarta, 18 Agustus 2011

Kepada Yth
Bapak Susilo Bambang Yudhoyono
Persiden RI di tempat

Bapak presiden yang saya hormati, Saya mohon kepada Bapak agar segera memberikan hukuman penjara kepada saya tanpa perlu lagi mengikuti proses persidangan untuk membela hak-hak saya.

Bagi saya, saya rela dihukum penjara bertahun-tahun asalkan Bapak dapat berjanji Bapak akan memberikan ketenangan lahir dan batin bagi keluarga saya, khusunya bagi istri dan anak-anak saya.

Perlu saya jelaskan bahwa istri saya adalah benar-benar seorang ibu rumah tangga yang sama sekali tidak mengetahui apapun yang berhubungan dengan kepartaian.

Saya juga berjanji, saya tidak akan menceritakan apapun yang dapat merusak citra Partai Demokrat serta KPK demi kelangsungan bangsa ini.

Demikian surat ini, mohon bantuan dan perhatian Bapak Presiden.

Hormat saya,

Muhammad Nazaruddin.

http://nasional.kompas.com/read/2011/08/18/14281911/Ini.Isi.Surat.Nazaruddin.untuk.Pak.SBY

Nazaruddin Bargaining ke Presiden

Entah kekuatan apa yang dimiliki M. Nazaruddin, sampai-sampai ia pun berani melontarkan penawaran alias bargaining untuk Presiden SBY. Melalui pengacaranya, OC Kaligis, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu minta agar pengusutan kasusnya dibatasi hanya pada dirinya saja, tanpa melibatkan istri dan keluarganya yang lain. Sebagai konvensasinya, ia tidak akan mengungkapkan soal keterlibatan Partai Politik maupun tokoh politik siapa pun dalam kasus yang tengah melilitnya itu.

OC Kaligis yang mengunjungi Nazaruddin di Mako Brimob, Depok, Rabu (17/8/2011) mengungkapkan Nazaruddin metitipkan pesan untuk Presiden SBY. Pesannya, dia ingin penyelidikan terhadap kasus yang melilitnya itu berhenti sampai dirinya saja, jangan membawa istri-anak dan keluarganya.

“Sebagai konvensasinya, Nazaruddin berjanji tidak akan bicara lagi soal partai politik mana pun atau tokoh politik apa pun lagi,” kata OC Kaligis yang bertemu Nazaruddin sekitar pukul 11.23 WIB.

OC Kaligis mengatakan, pesan Nazaruddin  itu murni dari keinginan kliennya.

Namun, sebelumnya KPK telah berjanji akan segera mengeluarkan red notice untuk Interpol yang tentang Neneng S Wahyuni, istri Nazaruddin, yang lebih dahulu meninggalkan Indonesia.

“Nazaruddin bilang, biar saya sendiri yang masuk penjara, jangan perpanjang lagi masalahnya…” ujar Kaligis.

■ Syarif
http://monitorindonesia.com/?p=44658


Nazaruddin: Nasir Saudara Kandung Saya, Tapi Disuruh Mengaku Sepupu

Nazaruddinbenar-benar lepas saat berbincang dengan penyidik KPK. Termasuk saat dia bercerita mengenai M Nasir. Dalam video pemeriksaan awal Nazaruddin pada Sabtu (13/8), dia mengaku Nasir adalah saudara kandungnya. Tapi karena alasan tertentu Nasir disebut sepupu.

"Di politik itu ndak bagus, di politik itu cemburu tinggi sekali," kata Nazaruddin dengan santai saat berbincang dengan 3 penyidik KPK yang duduk satu meja di ruangan 3x3 meter di Lantai 7 Gedung KPK.

Nazaruddin bercerita mengenai Nasir, terkait daftar siapa saja yang boleh mengunjunginya di Rutan Mako Brimob. Nazaruddin sangat ingin Nasir datang menemuinya. Nah, penyebutan Nasir saudara sepupu itu disarankan seorang politikus Partai Demokrat.

Nasir duduk di Komisi VII DPR sedang Nazaruddin di Komisi III. Kemudian setelah kasus suap wisma atlet muncul, keduanya bertukar komisi.

"Katanya (politikus PD) bilang saja saudara sepupu. Kalau buat orang cemburu, kasihan juga dia (Nasir) kan," kata Nazaruddin yang mengenakan jaket coklat.

Nazaruddin juga sempat ditawari bertemu dengan adiknya, Nasir, yang menunggu di lobi KPK. Namun Nazaruddin menolak, dia memilih segera menyelesaikan urusan pengisian data diri.

"Nanti saja, tolong bilang bertemu saya di Mako Brimob," kata Nazaruddin kepada penyidik KPK.

Pemeriksaan berakhir pada Minggu (14/8) dini hari. Dengan pengawalan ketat seperti kedatangan, Nazaruddin akhirnya dibawa kembali ke KPK.

"Pak Nazar, kalau ada masalah, kita diberi tahu ya," kata seorang penyidik yang mengenakan jaket kulit sambil menyalami Nazaruddin yang beranjak pergi. - (detiknews)

http://mbayuisa.blogspot.com/2011/08/nazaruddin-nasir-saudara-kandung-saya.html?spref=fb


Bamsoet: Publik Menyakini Nazaruddin Tak Bermain Sendiri

JAKARTA, PedomanNEWS.com - Anggota DPR RI Bambang Soesatyo mengarapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mampu mengungkap apa yang sesungguhnya terjadi terkait kasus Nazaruddin. Karena menurutnya publik menyakini Naza tak bermain sendiri.

"Kita berharap KPK mampu mengungkap apa sesungguhnya yang terjadi. Publik meyakini Nazar tidak mungkin bermain sendiri. Karena Kejahatan korupsi tidak mungkin terjadi tanpa ada campur tangan kekuatan politik dan kekuasaan," kata Bambang Rabu (17/08/2011).

Bambang menegaskan, kalau hanya sekedar menjebloskan Nazar ke penjara dengan tuduhan puluhan bahkan ratusan kasus dengan kerugian trilyunan bahkan puluhan trilyun sekalipun, tidak perlu KPK.

"Rakyat menunggu gebrakan KPK yang memiliki kekuasaan demikian besar yang diberikan UU. Serta mampu mengungkapkan "those (elites) who are behind the gun"," Bambang menandaskan.

http://www.pedomannews.com/nasional/berita-nasional/politik-a-hukum/6615-bamsoet-publik-menyakini-nazaruddin-tak-bermain-sendiri

Nazaruddin akan Menghadapi Kasus Ini Sendiri dengan Syarat

JAKARTA, PedomanNEWS.com - Muhammad Nazaruddin mengatakan siap menhadapi kasus ini sendiri dan melibatkan petinggi Demokrat dan KPK dengan syarat keluarganya tidak ikut diseret. Hal tersebut disampaikan pengacara Nazaruddin, Boy Afrian Bondjol.

 "Dia minta istrinya, keluarganya tidak dilibatkan dalam kasus ini," kata Boy. seperti yang dilansir VIVAnews.com (18/08/2011)

Boy mengaku tidak tahu apakah permintaan kliennya itu disampaikan dalam keadaan tertekan atau tidak. Namun, kata dia, yang jelas Nazaruddin tidak akan menyebut nama-nama yang sebelumnya dia tuding terlibat dalam kasus suap ini.

"Dia menyatakan tidak akan menyebut nama-nama yang sebelumnya dituding. Tak ada lagi nama-nama petinggi Demokrat maupun petinggi di KPK yang terlibat," kata dia.

Indra Dahfaldi
http://www.pedomannews.com/nasional/berita-nasional/politik-a-hukum/6620-nazaruddin-akan-menghadapi-kasus-ini-sendiri-dengan-syarat

Pengacara: Nazaruddin Siap Pasang Badan

JAKARTA, PedomanNEWS.com - Muhammad Nazaruddin mengatakan kepada kuasa hukumnya bahwa dirinya akan menanggung semua terkait yang selama ini dia sampaikan. Nazaruddin pun akan pasang badan terkait segala masalah yang pernah dia sebutkan.

"Dia menyatakan siap menanggung semuanya. Dia pasang badan untuk kasus ini," kata pengacara Nazaruddin, Boy Afrian Bondjol seperti yang dilansir VIVAnews.com (18/08/2011)

Boy mengaku tidak tahu apakah permintaan kliennya itu disampaikan dalam keadaan tertekan atau tidak. Namun, kata dia, yang jelas Nazaruddin tidak akan menyebut nama-nama yang sebelumnya dia tuding terlibat dalam kasus suap ini.

"Dia menyatakan tidak akan menyebut nama-nama yang sebelumnya dituding. Tak ada lagi nama-nama petinggi Demokrat maupun petinggi di KPK yang terlibat," kata dia.

Indra Dahfaldi
http://www.pedomannews.com/nasional/berita-nasional/politik-a-hukum/6617-pengacara-nazaruddin-siap-pasang-badan

Aneh, Kaburnya bersama Isteri Berpaspor Asli

Penangkapan Nazaruddin Diduga Hasil Skenario Besar


LENSAINDONESIA.COM: Penangkapan terhadap M Nazaruddin, mantan Bendum (Bendahara Umum) Partai Demokrat diduga hasil skenario besar. Pasalnya, hingga kini masih menyisakan sejumlah kejanggalan sejak dia kabur ke luar negeri.

Dugaan adanya skenario besar dalam penangkapan Nazaruddin ini semakin kentara ketika Nazaruddin ditangkap di Kolombia. Pasalnya, istrinya yang bernama Neneng Sri Wahyuni, yang selama ini selalu setia menemani Nazaruddin tiba-tiba ‘lenyap’ dan hilang secara misterius saat penangkapan Nazaruddin.

Padahal, awalnya Mabes Polri memberikan keterangan jika Nazaruddin ditangkap bersama istrinya Neneng. Namun, hingga kini keberadaan Neneng semakin tak jelas. Sementara, Neneng merupakan saksi penting dalam masa pelarian Nazaruddin. Bahkan, juga salah satu saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek pengadaan PLTS di Kemenakertrans tahun 2008.

“Polri pertama kali mengatakan, Nazaruddin ditangkap bersama istri dan pengawalnya. Namun, hingga kini keberadaan Neneng tak jelas rimbanya.

Padahal, Neneng merupakan salah satu saksi penting dalam kasus korupsi proyek pengadaan PLTS di Kemenakertrans pada tahun 2008,” ujar Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo, anggota Komisi III DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (12/8/2011).

Dugaan adanya skenario besar semakin kentara lagi ketika Nazaruddin kabur ke luar negeri bersama istrinya Neneng. Pasalnya, meskipun Nazarudddin menggunakan paspor milik Syarifuddin, sehingga sulit dideteksi, namun Neneng ternyata diduga kuat menggunakan paspor atas nama sendiri.

Dengan begitu, secara otomatis keberadaan Nazaruddin sejak lama bisa terdeteksi melalui paspor milik Neneng. Karena, Neneng selalu menemani Nazaruddin dimana dia berada.

“Kalo Neneng menggunakan paspor atas nama sendiri, tentu keberadaan Nazaruddin seharusnya lebih mudah diendus sejak lama,” jelas Bamsoet, Sementara, AKBP BUdiman, jubir Rutan Mako Brimob, mengatakan, Nazaruddin dipastikan tiba di Jakarta usai Isya, meskipun dia juga belum mendapatkan kabar terbaru apakah Nazarudddin datang lebih awal atau mundur dari jadwal semula

“Kami dapat kabar perkiraan menjelang atau bada Isya, jadi malam datangnya. Kami sudah persiapan dari sejak Subuh dan siap menyambut,” tegas Budiman, Sabtu (13/8/2011). ESA/RUD/LI-10

http://headline.lensaindonesia.com/2011/08/13/penangkapan-nazaruddin-diduga-hasil-skenario-besar/

Bamsoet: Paspor Siapa Yang Digunakan Istrinya? Nazaruddin Tertangkap, Neneng Hilang Misterius
Jumat, 12 Agustus 2011 22:04 WIB

Keberadaan Neneng, istri Nazaruddin, hingga kini masih misterius

LENSAINDONESIA.COM: Anggota Komisis III DPR, Bambang Soesatyo, khawatir nasib kasus Nazarrudin akan anti klimaks seperti kasus Susno Duadji.

Kalau hal itu terjadi maka harapan publik dengan tertangkapnya Nazaruddin agar mampu membuka pendora kejahatan korupsi yang merupakan puncak ‘gunung es’ yang akan pupus.

Lantas, benarkah keselamatan Nazaruddin berpengaruh besar terhadap kasus ini? “Sebab, selama ini banyak pihak-pihak tertentu yang terancam dan bukan tidak mungkin akan berusaha ‘menghilangkan’ Nazaruddin selamanya. Bukan tidak mungkin juga Nazaruddin akan takut bersuara lantang sekembalinya ke Indonesia, karena adanya ancaman atas keselamatan jiwanya,” ujar Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (12/8/2011).

Bahkan, menurutnya, tidak hanya Nazarrudin yang harus dijamin, istri dan keluarga Nazaruddin juga harus dijamin keselamatannya. Karena, bukan tidak mungkin ancaman ditujukan kepada istri dan keluarga Nazaruddin agar menghentikan ‘nyanyianya’. Terlebih, keberadaan Neneng Sri Wahyuni, Istri Nazaruddin, yang dikabarkan selalu menyertai Nazaruddin, hingka kini masih meninggalkan jejak misterius.

“Polri pertama kali mengatakan, Nazaruddin ditangkap bersama istri dan pengawalnya. Namun, hingga kini keberadaan Neneng tak jelas rimbanya. Padahal, Neneng merupakan salah satu saksi penting dalam kasus korupsi proyek pengadaan PLTS di Kemenakertrans pada tahun 2008,” ujar Bamsoet.

Untuk itu, lanjutnya, Pers diharapkan ikut berperan aktif mengecek apakah Neneng benar-benar menemani Nazaruddin selama pelarian hingga ditangkap. Jika benar, Neneng terus menemani Nazaruddin, lantas paspor siapa yang digunakan Neneng? “Kalo Neneng menggunakan paspor atas nama sendiri, tentu keberadaan Nazaruddin seharusnya lebih mudah diendus sejak lama,” jelas Bamsoet.

Selain menjamin keselamatan, menurut Bamsoet, aparat penegak hukum juga harus segera mengamankan barang bukti (BB) yang dimiliki Nazaruddin. “Semisal dokumen-dokumen penting terkait kasus korupsi yang menurut Nazar dimilikinya. Jangan sampai barang bukti tersebut sengaja dihilangkan untuk membuat kabur kasus yang terjadi,” tegasnya. ESA/LI-10

http://headline.lensaindonesia.com/2011/08/12/nazaruddin-tertangkap-neneng-hilang-misterius/

Kuis .... Kuis .... Kuis .... !!!!!!!!
Akhirnya Nazarudin tertangkap. Menurut berita koran, konon selain si Udin, istri dan anak2nya juga berhasil di"aman"kan, Apa yang akan terjadi setelah si Udin tertangkap?
1. Apakah si Udin akan benar2 membongkar jaringan mafia koruptor pada pemeriksaan oleh aparat hukum bahkan sampai di persidangan didepan pengadilan?
atau
2. Apakah si Udin akan membuat pengakuan tertentu, sesuai keinginan pihak tertentu, demi keselamatan dan masa depan anak2 serta istrinya yg telah juga di "aman" kan tadi ? 

Sumber
https://groups.yahoo.com/neo/groups/propinsi_sumbawa/conversations/messages/8747



@



0 komentar:

Posting Komentar - Kembali ke Konten

Isi Surat Nazaruddin untuk Pak SBY